Sorotan Kunjungan Prabowo ke Beijing, Indonesia Tak Diliput Media Jepang
Sorotan Panas! Kunjungan Presiden Prabowo ke Beijing, Media Jepang “Hilangkan” Indonesia dari Framing Trio Blok Timur
Jakarta, September 2025 – Kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Beijing dalam rangka menghadiri peringatan 80 tahun Kemenangan Perang Perlawanan Rakyat Tiongkok jadi sorotan publik internasional. Acara yang dihadiri 25 pemimpin dunia itu memperlihatkan panggung besar geopolitik dunia dengan kehadiran Xi Jinping, Vladimir Putin, Kim Jong Un, hingga Prabowo Subianto.
Namun, ada yang menggelitik. Media Tiongkok menampilkan foto Xi, Putin, Kim, dan Prabowo berdiri sejajar di mimbar utama—sebuah framing yang menempatkan Indonesia dalam jajaran elite. Tapi di sisi lain, media Jepang, Yomiuri Shimbun, justru menghapus figur Prabowo dari pemberitaan utamanya. Mereka hanya menyoroti Xi, Putin, dan Kim sebagai “Trio Blok Timur”.
Publik Heboh: “Kenapa Prabowo Diabaikan?”
Fenomena ini memicu perdebatan sengit di media sosial. Sebagian netizen menyindir bahwa absennya Prabowo dalam narasi media Jepang menunjukkan Indonesia belum dipandang sebagai kekuatan global sejati.
“Indonesia dianggap belum cukup punya taring di percaturan geopolitik,” tulis seorang warganet di X (Twitter).
Namun, analis hubungan internasional punya pandangan berbeda. Menurut mereka, langkah Yomiuri bukan soal meremehkan Indonesia, tapi soal framing sejarah.
“Bagi publik Jepang, momen ini terkait dengan memori perang. Negara yang relevan ditampilkan adalah mereka yang menjadi musuh tradisional Jepang saat Perang Dunia II: Tiongkok, Rusia, dan Korea Utara,” ujar seorang pakar geopolitik.
Editorial Panas Yomiuri: Barat Harus Waspada
Konteks makin jelas ketika membaca editorial Yomiuri Shimbun versi bahasa Inggris yang berjudul:
“China-Russia-N. Korea Cooperation: 3 Regimes Cannot Become a Pillar of World Order. Japan and Europe Must Keep Emerging Nations Close.”
Editorial itu menyebut trio Xi, Putin, dan Kim sebagai ancaman langsung bagi tatanan dunia yang selama ini dipimpin AS dan sekutu Barat. Kehangatan Beijing menyambut Putin dan Kim dianggap menandai Tiongkok meninggalkan citra diplomasi damai.
Tak heran, Jepang, AS, dan Eropa memilih boikot dengan tidak mengirimkan perwakilan resmi ke Beijing. Editorial itu bahkan memperingatkan, konfrontasi antara blok otoriter (China-Rusia-Korut) melawan blok demokrasi (AS-Jepang-Eropa) hanya tinggal menunggu waktu.
Indonesia di Persimpangan Geopolitik
Meski tidak dilibatkan dalam framing “Trio Blok Timur”, kehadiran Prabowo di mimbar utama bersama Xi, Putin, dan Kim tetap mengirimkan pesan kuat: Indonesia berada di garis depan percaturan global.
Bagi sebagian pengamat, ini bisa jadi momentum Prabowo untuk menunjukkan diplomasi “bebas-aktif” Indonesia di tengah pertarungan dua kubu besar dunia.
🔥 Pertanyaannya:
Apakah Indonesia akan dianggap sekadar penonton atau mampu memanfaatkan posisi strategisnya untuk menjadi penentu arah dunia?