Serangan ke Qatar, Ini 5 Dampak Besar bagi Zionis dan Konflik yang Terus Berkembang
Serangan Israel ke Qatar Soroti Batas Kemampuan Mengalahkan Hamas
Doha – Serangan Israel terhadap para pemimpin Hamas di Qatar minggu ini dimaksudkan sebagai pukulan telak dalam perang hampir dua tahun melawan kelompok militan tersebut. Namun, serangan ini juga menunjukkan batas-batas kampanye Israel, meski kerusakan di Gaza dan tindakan luar negeri sangat signifikan.
Insiden ini terjadi saat para pejabat Hamas tengah membahas proposal gencatan senjata di Doha. Hamas mengklaim para pemimpin puncaknya selamat, sementara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan akan menindak lebih lanjut kecuali Qatar mengusir para pejabat Hamas. Qatar mengecam serangan tersebut, menyebutnya sebagai pelanggaran kedaulatan dan upaya memalukan untuk membenarkan tindakan di masa depan.
Sejarah menunjukkan Israel beberapa kali menargetkan pemimpin Hamas di luar negeri, termasuk upaya pembunuhan Khaled Meshaal di Yordania (1997), Mahmoud Al Mabhouh di Dubai (2010), dan Ismail Haniyeh di Teheran (2024). Meski banyak pemimpin Hamas tewas, kelompok ini terus merekrut pejuang baru dan mempertahankan struktur militernya di Gaza.
Hamas tetap memiliki daya tahan tinggi. Sel-sel militan yang independen terus melakukan perlawanan, sementara sandera tetap dijaga ketat. Para analis menilai selama sebagian warga Gaza masih mendukung Hamas, kelompok ini akan tetap eksis meski Israel menguasai sebagian besar wilayah Gaza.
Serangan Israel ke Qatar menimbulkan kecaman luas di dunia Arab dan meningkatkan kekhawatiran bahwa upaya mencapai gencatan senjata akan terganggu. Setelah dua tahun perang, tujuan Israel untuk menghancurkan total Hamas masih sulit tercapai.