QRIS Jadi Andalan, Sistem Pembayaran Indonesia Kini Terhubung di 5 Negara
QRIS Jadi Andalan, Sistem Pembayaran Indonesia Kini Terhubung di 5 Negara
Jakarta – Sistem pembayaran berbasis kode QR buatan Indonesia, QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), semakin menunjukkan kiprahnya di kancah internasional. Hingga Agustus 2025, QRIS sudah dapat digunakan di lima negara, yakni Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Jepang.
Capaian ini menandai langkah besar Indonesia dalam mendorong integrasi pembayaran lintas batas di kawasan Asia, sekaligus memperkuat posisi rupiah di pasar internasional.
QRIS Menjadi Standar Pembayaran Digital
Bank Indonesia (BI) bersama Asosiasi Sistem Pembayaran Asia Tenggara telah menjadikan QRIS sebagai salah satu standar pembayaran digital di kawasan. Melalui kerja sama ini, masyarakat Indonesia kini dapat melakukan transaksi langsung dengan QRIS di negara-negara tersebut, begitu juga sebaliknya warga asing bisa bertransaksi di Indonesia dengan aplikasi pembayaran lokal mereka.
“Integrasi QRIS lintas negara memberikan kemudahan bagi wisatawan dan pelaku usaha. Tidak perlu lagi menukar mata uang dalam jumlah besar, cukup scan QR maka transaksi bisa berjalan,” ujar Deputi Gubernur BI, Filianingsih Hendarta.
Efisiensi dan Daya Saing UMKM
Kehadiran QRIS di pasar internasional diharapkan tidak hanya mempermudah wisatawan, tetapi juga mendorong daya saing UMKM Indonesia. Pedagang kecil, yang selama ini terbatas menerima pembayaran tunai, kini bisa menjangkau pasar lebih luas dengan transaksi digital yang lebih efisien dan transparan.
Selain itu, digitalisasi pembayaran juga membuka peluang bagi sektor pariwisata Indonesia. Wisatawan dari lima negara mitra bisa lebih mudah berbelanja dan bertransaksi tanpa terbebani biaya konversi tinggi.
Sempat Diprotes Amerika Serikat
Meski berkembang pesat, ekspansi QRIS ke level internasional sempat mendapat sorotan. Amerika Serikat sebelumnya menilai sistem pembayaran ini berpotensi menciptakan “fragmentasi finansial” karena tidak sepenuhnya bergantung pada jaringan pembayaran global yang didominasi perusahaan Barat seperti Visa dan Mastercard.
Namun, pemerintah Indonesia menegaskan bahwa QRIS bukanlah upaya memisahkan diri dari sistem global, melainkan alternatif untuk memperkuat inklusi keuangan dan mendukung stabilitas ekonomi kawasan.
Target Ekspansi Berikutnya
BI menyebutkan, setelah lima negara tersebut, Indonesia menargetkan perluasan QRIS ke Korea Selatan, Tiongkok, dan Uni Emirat Arab (UEA). Proses negosiasi dan uji coba teknis tengah berlangsung, dengan harapan implementasi bisa dilakukan mulai 2026.
“QRIS adalah bukti nyata inovasi Indonesia di bidang sistem pembayaran. Kami ingin menjadikannya standar global yang bisa digunakan oleh semua orang dengan mudah, cepat, dan aman,” tambah Filianingsih.
Dengan semakin luasnya jangkauan, QRIS berpotensi menjadi ikon baru diplomasi ekonomi digital Indonesia, sekaligus memperkokoh peran negara dalam perdagangan dan pariwisata internasional.