Indonesia Sees Strong Crypto Growth as Pintu Futures Reach New High
Adopsi Kripto Kian Kuat, Pintu Catat Pertumbuhan Pengguna dan Dorong Ekosistem Web3
Jakarta, 26 Agustus 2025 – Adopsi aset kripto di Indonesia terus menunjukkan tren positif seiring dukungan regulasi domestik yang dinilai sebagai salah satu yang paling maju di Asia. Chief Marketing Officer (CMO) Pintu, Timothius Martin, menegaskan bahwa ekosistem kripto di Indonesia semakin matang berkat hadirnya bursa resmi CFX, lembaga kustodian, dan lembaga kliring yang memperkuat aspek keamanan investor.
“Indonesia berpotensi menjadi role model global. Kehadiran CFX, custodian, dan clearing institution menambah lapisan keamanan bagi pengguna kripto di Tanah Air,” kata Timo dalam keterangan tertulis, Minggu, 24 Agustus 2025.
Kinerja Pintu Terus Meningkat
Hingga Juli 2025, aplikasi Pintu telah diunduh lebih dari 10 juta kali. Pengguna Aktif Bulanan (Monthly Trade Users/MTU) tercatat mencapai level tertinggi sejak 2021.
Produk derivatif Pintu Futures bahkan mencatat lonjakan kinerja signifikan, tumbuh lebih dari 170 persen secara bulanan, sekaligus mencetak rekor transaksi tertinggi sejak diluncurkan.
“Pencapaian ini membuktikan bahwa Pintu telah menjadi aplikasi andalan masyarakat Indonesia untuk berinvestasi dan berdagang aset kripto,” ujar Timo.
Peran di Coinfest Asia 2025
Pintu juga hadir dalam ajang Coinfest Asia 2025, salah satu perhelatan tahunan terbesar komunitas kripto di Asia. Perusahaan menampilkan sejumlah aktivitas interaktif, mulai dari Crypto Museum bertema cyberpunk, kompetisi Pintu Futures Live Trading, hingga diskusi bertajuk “Embracing the Full Moon: Mass Adoption of Crypto and Innovations in Indonesia.”
Acara tersebut menarik hampir 1.000 peserta yang menikmati rangkaian aktivasi, mulai dari arcade, digital art, hingga pertunjukan musik.
Peluang Stablecoin Rupiah
CEO sekaligus Co-Founder IDRX, Nathanael Christian, menyoroti dominasi stablecoin berbasis dolar AS dalam transaksi kripto di Indonesia. Ia menilai, kondisi ini berpotensi melemahkan posisi rupiah.
“Lebih dari 99 persen investor kripto di Indonesia memakai stablecoin dolar AS. Artinya, dana rupiah justru tersalurkan ke US Treasury. Kita perlu mengembangkan stablecoin berbasis rupiah agar kedaulatan mata uang tetap terjaga,” tegas Nathanael.
Harapan Komunitas Developer Web3
Pengembang Web3, Febi Mettasari, mengingatkan bahwa ekosistem kripto Indonesia masih didominasi komunitas trading. Ia berharap literasi publik bisa diperluas agar masyarakat juga memahami berbagai use case blockchain lainnya.
“Saya berharap ada keseimbangan. Bukan hanya trading, tapi juga pemanfaatan blockchain di bidang lain. Untuk itu, developer juga perlu dukungan regulasi agar Indonesia tidak tertinggal dalam adopsi Web3 global,” jelas Febi.
Dukungan terhadap Ekosistem
Menutup pernyataannya, Timo menekankan pentingnya sikap bijak investor dalam menghadapi tren kripto yang dinamis.
“Kami senang melihat adopsi kripto yang terus tumbuh di Indonesia. Yang dibutuhkan kini adalah lebih banyak sosok seperti Nathanael dan Febi yang memperkaya ekosistem. Pintu sepenuhnya mendukung perkembangan Web3 agar pemanfaatan kripto tidak hanya berhenti di trading dan investasi,” ujarnya.