Dosen FK Unair Kritik Dokter Asing, Menkes: Tak Masalah, Justru Jadi Diskusi Positif! - Seputaran Palembang Online

Monday, 8 July 2024

Dosen FK Unair Kritik Dokter Asing, Menkes: Tak Masalah, Justru Jadi Diskusi Positif!

Surabaya, 9 Juli 2024 - Dalam dunia kesehatan Indonesia, isu tentang kehadiran dokter asing sering kali menjadi topik panas. Baru-baru ini, seorang dosen Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) mengkritik kehadiran dokter asing di Indonesia, yang memicu beragam reaksi dari berbagai kalangan. Menariknya, Menteri Kesehatan (Menkes) Indonesia, dr. Nila Moeloek, menyatakan bahwa kritik tersebut tidak menjadi masalah, bahkan dianggap sebagai bentuk diskusi yang positif.



Dalam sebuah seminar kesehatan yang diselenggarakan di kampus Unair, Dr. Rahmat Hidayat, seorang dosen senior, menyampaikan kritik tajam mengenai kebijakan pemerintah yang memungkinkan dokter asing untuk praktek di Indonesia. Menurutnya, kehadiran dokter asing dapat mengancam eksistensi dokter lokal dan merusak tatanan sistem kesehatan yang telah dibangun dengan susah payah.


"Kita harus melindungi dokter-dokter kita. Mereka telah menjalani pendidikan panjang dan pelatihan yang ketat. Kehadiran dokter asing dengan mudah bisa membuat upaya ini sia-sia," ujar Dr. Rahmat dalam paparannya. "Selain itu, ada perbedaan standar dan budaya medis yang bisa mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan."


Namun, tak lama setelah pernyataan Dr. Rahmat, Menkes dr. Nila Moeloek menanggapi dengan pandangan yang lebih terbuka. Dalam sebuah konferensi pers di Jakarta, Menkes menyampaikan bahwa kritik dari Dr. Rahmat adalah bagian dari dinamika yang sehat dalam dunia medis.


"Kritik seperti yang disampaikan oleh Dr. Rahmat adalah hal yang wajar dan justru menunjukkan bahwa kita sedang dalam proses menuju sistem kesehatan yang lebih baik. Ini adalah bentuk diskusi positif yang bisa membawa kita pada solusi yang lebih baik," ujar Menkes. "Kita tidak bisa menutup diri dari perkembangan global. Justru dengan adanya dokter asing, kita bisa belajar dan meningkatkan standar pelayanan kita."


Menkes juga menekankan pentingnya regulasi yang ketat untuk memastikan bahwa dokter asing yang berpraktek di Indonesia memenuhi standar yang sama dengan dokter lokal. "Pemerintah tidak akan sembarangan dalam memberikan izin praktek kepada dokter asing. Mereka harus melalui serangkaian uji kompetensi yang ketat untuk memastikan kualitas dan keselamatan pasien," tambahnya.


Reaksi dari berbagai kalangan pun bermunculan. Beberapa organisasi profesi dokter menyambut baik pernyataan Menkes, namun tetap meminta agar pemerintah lebih transparan dalam proses seleksi dan izin praktek dokter asing.


Dr. Aisyah, Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) cabang Surabaya, mengungkapkan, "Kami setuju dengan pandangan Menkes bahwa diskusi ini penting. Namun, kami juga meminta agar pemerintah memastikan adanya mekanisme yang adil dan transparan dalam proses ini. Kami tidak ingin ada diskriminasi atau perlakuan khusus yang bisa merugikan dokter lokal."


Di sisi lain, beberapa pasien memberikan pandangan yang lebih pragmatis. Rina, seorang pasien di Surabaya, menyatakan bahwa yang terpenting adalah kualitas pelayanan kesehatan. "Bagi saya, siapa pun dokternya, yang penting mereka profesional dan mampu memberikan pelayanan terbaik. Kalau dokter asing bisa membantu memperbaiki kualitas kesehatan di sini, kenapa tidak?" ujarnya.


Selain itu, kehadiran dokter asing juga dianggap dapat memacu kompetisi sehat di antara para dokter lokal. "Dengan adanya kompetisi, dokter lokal akan terdorong untuk terus meningkatkan kualitas dan kemampuan mereka. Ini bisa menjadi hal yang baik untuk perkembangan medis di Indonesia," kata Dr. Andi, seorang dokter muda di Jakarta.


Kehadiran dokter asing di Indonesia memang bukan isu baru. Sejak beberapa tahun terakhir, pemerintah telah membuka pintu bagi tenaga medis asing dalam rangka memperbaiki kualitas pelayanan kesehatan dan mengatasi kekurangan tenaga medis di beberapa daerah. Namun, isu ini selalu menjadi perdebatan hangat, terutama terkait dampaknya terhadap dokter lokal.


Dengan adanya diskusi ini, diharapkan akan muncul solusi yang bisa menguntungkan semua pihak. Menkes dr. Nila Moeloek menutup pernyataannya dengan optimisme, "Mari kita jadikan kritik dan masukan sebagai bahan untuk terus memperbaiki sistem kesehatan kita. Hanya dengan cara ini, kita bisa mencapai pelayanan kesehatan yang berkualitas dan merata bagi seluruh rakyat Indonesia."


Kritik dan diskusi yang muncul ini diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat sistem kesehatan Indonesia, dengan mengedepankan kolaborasi dan peningkatan kualitas secara berkelanjutan.

Comments


EmoticonEmoticon