Jakarta (Kemenag) - Hari ini, 9 Zulhijah 2024 atau 15 Juni 2024, jutaan jemaah haji dari seluruh penjuru dunia, termasuk Indonesia, menjalankan prosesi wukuf di Arafah. Prosesi ini dimulai setelah tergelincirnya matahari pada waktu Zuhur.
Widi Dwinanda dari Media Center Kementerian Agama mengungkapkan, selama wukuf, Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi mengadakan khutbah wukuf dan salat berjamaah, baik di tenda utama maupun di setiap tenda jemaah yang dipimpin oleh para pembimbing ibadah.
“Di tenda utama, khutbah wukuf akan disampaikan oleh Habib Ali Hasan Al Bahar, Lc, MA, diikuti dengan salat jama’ qashar Zuhur dan Asar dengan imam KH. Agus Ma'arif, Lc, MA. Setelah itu, Habib Ibrahim Lutfi bin Ahmad Al-Attas akan memimpin zikir dan doa wukuf,” jelas Widi dalam rilis resmi Kemenag di Asrama Haji Pondok Gede Jakarta, Sabtu (15/06/2024).
Widi menambahkan, jemaah diimbau untuk memanfaatkan momen ini dengan memperbanyak zikir, membaca talbiyah, mengumandangkan kalimat tauhid, dan membaca Al-Qur’an. “Wukuf di Arafah adalah waktu yang sangat mustajab untuk berdoa, meyakini bahwa doa di Arafah akan dikabulkan Allah, serta dosa-dosa akan diampuni. Jemaah diharapkan bertafakkur, merenungi kebesaran Allah, berserah diri, dan berharap pertolongan-Nya,” tambahnya.
553 Kloter Jemaah Haji Indonesia Tiba di Arafah, Kemenag: Sesuai Jadwal
Bagi jemaah yang sakit, Widi berpesan agar tetap sabar dan tabah, terus berzikir, dan berdoa untuk kesembuhan. “Jaga salat lima waktu. Jika tidak mampu salat berdiri, boleh salat sambil duduk atau berbaring, atau jika terpaksa dengan isyarat,” katanya. Dia juga menekankan pentingnya menjaga kesehatan dengan minum air putih yang cukup, makan tepat waktu, tetap berada di dalam tenda, meminum obat yang dianjurkan dokter, dan beristirahat yang cukup.
"Pada sekitar pukul 19.00 Waktu Arab Saudi, jemaah haji akan diberangkatkan dari Arafah menuju Muzdalifah," ujar Widi.
Untuk tahun ini, PPIH memberlakukan skema murur bagi jemaah dengan risiko tinggi, lansia, disabilitas, pengguna kursi roda, dan pendampingnya di Muzdalifah. "Mabit di Muzdalifah dilakukan dengan cara melintas, sehingga jemaah tetap berada di atas bus dan langsung menuju tenda di Mina," jelasnya.
Bagi jemaah lainnya, pergerakan ke Muzdalifah dilakukan dengan sistem shuttle dari Arafah ke Muzdalifah. Selama mabit, jemaah disarankan untuk beristirahat, berzikir, dan berdoa, mengingat Muzdalifah juga merupakan tempat mustajab.
Jemaah diimbau untuk menjaga kebugaran fisik dengan beristirahat, mengonsumsi bekal, minum obat, dan menghubungi dokter jika merasa tidak sehat. PPIH akan membagikan kantong kerikil saat di Arafah bersamaan dengan snack berat untuk dikonsumsi di Muzdalifah.
Sampai saat ini, jumlah jemaah yang wafat mencapai 121 orang, dengan rincian wafat di Embarkasi 9 orang, di Madinah 18 orang, di Makkah 87 orang, di Bandara 3 orang, dan di Arafah 4 orang. Seluruh jemaah yang wafat akan dibadalhajikan.
